Saturday, March 5, 2011

Bekerja, Bekerja dan Bekerja

Sabtu sore di kantor... hmmm sudah 3 minggu terakhir ini sabtu dan minggu selalu masuk kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang teramat banyak, capek? banget... rasanya ingin liburan yang jauh tanpa harus memikirkan kerjaan, hal ini bikin sadar bahwa hidup itu bukan hanya tentang uang ataupun jabatan, tetapi lebih kepada hubungan manusia dengan manusia lain dimana bagian dari pekerjaan adalah menepati janji terhadap perusahaan maupun terhadap klien-klien kita, karena tanpa kita sadar bekerja keras kita bukan karena takut dipotong gaji oleh perusahaan ataupun tidak dibayar oleh klien tapi kerja keras kita hanya demi menepati janji janji kita.

Sebagian orang melihat hidup saya berkecukupan nyaman dan menyenangkan, tetapi apakah orang orang ini melihat bagaimana saya bekerja? melihat bagaimana saya berusaha dan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik dari saya, sederhananya... saya hanya ingin menyenangkan keluarga saya terutama ibu saya, adik adik dan kaka saya... tentu dong istri dan anak juga menjadi prioritas saya...

Beberapa hari yang lalu sesudah gajian tepatnya saya ngedumel dalam hati karena diharuskan membayar tagihan ini itu dan gajian pak supir yang baru saja kerja 1 bulan dengan saya... dengan dongkol saya pergi ke ATM membayangkan uang yang baru diterima sebentar lagi berpindah tangan ke pak supir, huh... pada saat mengantri di sebuah ATM kebetulan di depan saya ada seorang petugas security mall tersebut, iseng dan ingin tahu saya mengntip dari balik bahu pak satpam, biasanya sih saya tidak pernah sebodoh itu ingin tahu berapa banyak uang yang ada di rekening orang, dengan sedikit berjinjit saya intip... paras muka pak satpam kaku dan menatap lama layar ATM tanpa berbuat apa apa, ternyata isinya hanya Rp.43.000...
otak langsung berputar mencoba mengingat tanggal hari itu.. yak tanggal 3... seharusnya semua orang sudah gajian, kenapa bapak satpam ini hanya punya Rp.43.000 di rekeningnya? mungkin karena butuh dia mencoba mengeluarkan kartu ATM dari mesinnya dan memasukan kembali kartu tersebut... (*berharap ada kesalahan dari ATM nampaknya) yak... ketika sudah memasukan pin saya pun kembali mengintip, ternyata masih Rp.43.000,- rasa kasihan dan simpati kepada bapak satpam langsung masuk ke kepala saya, ingin rasanya bilang "Pak, mau saya pinjamkan beberapa ratus ribu pak?" akan tetapi karena takut pak satpam tersinggung maka saya diam saja... setelah mencoba menarik jumlah Rp.50.000 dan terus gagal (kan isinya cuma Rp.43.000 pak)... pak satpam keluar dari galeri ATM dan berjalan dengan gontai...

saya pun maju untuk menarik uang pak supir dari ATM saya, dan sirna semua rasa kesal saya karena harus membayar gaji pak supir dan tagihan lainnya, di benak saya adalah bahwa nilai yang menurut saya tak seberapa itu bisa artinya banyak buat orang yang membutuhkan, cepat cepat saya pergi dan menuju mobil untuk pulang, malamnya saya minta pak supir mampir ke sebuah gerai fastfood pak kolonel dan membeli beberapa potong untuk dinikmati pak supir dan keluarganya, menerima bungkusan itu pak supir berbinar binar matanya dan berulang kali bilang terima kasih.

malam itupun saya masih terpikirkan betapa masih banyak orang yang hidup dengan penghasilan pas-pasan, dengan niatan bahwa tidak boleh ada satupun keluarga saya yang seperti itu saya pejamkan mata agar besok kembali bekerja keras, tentu saja untuk keluarga dan orang orang terdekat saya agar mereka tidak merasakan seperti pak satpam tadi.

setelah sekian lama, jujur akhirnya saya kembali menulis lagi karena terinspirasi oleh adik saya tercinta ayu yang harus melewati remajanya tanpa ayah dan ibu....